Pekan Menyusui Sedunia 2025, Dinkes Jatim Dorong Sistem Dukungan Berkelanjutan untuk Ibu Menyusui

Liputan Cyber || Jatim

Pekan Menyusui Sedunia yang jatuh pada tanggal 1–7 Agustus, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur (Dinkes Jatim) menyelenggarakan workshop virtual bertema “Prioritaskan Menyusui: Membangun Sistem Dukungan yang Berkelanjutan” pada Selasa (12/8/2025) lalu.

 

Kegiatan yang diikuti oleh tenaga kesehatan, bidan, dan dokter dari berbagai wilayah Jawa Timur ini, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen bersama dalam mendukung pemberian ASI eksklusif sebagai langkah strategis mencegah stunting dan wasting pada balita.

 

Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan merupakan pondasi penting dalam mencetak Generasi Emas Indonesia 2045 yang sehat, cerdas, dan berdaya saing. Upaya ini selaras dengan Asta Cita Presiden yang menekankan pembangunan sumber daya manusia unggul serta sejalan dengan Nawa Bhakti Satya Gubernur Jawa Timur yang memprioritaskan peningkatan derajat kesehatan masyarakat, sehingga anak-anak Jawa Timur tumbuh optimal dan siap menjadi pemimpin masa depan bangsa.

 

Berdasarkan data SSGI, Prevalensi stunting di Jawa Timur sebesar 14,7% dan menjadi terbaik kedua setelah Bali yang memperoleh angka 8,7 persen. Selain itu Jawa Timur menjadi satu dari 12 provinsi yang memiliki prevalensi stunting di bawah angka nasional 19,8 persen.

 

“Alhamdulillah, prevalensi stunting di Jawa Timur turun signifikan dari yang sebelumnya 17,7 persen di 2023. Dan bahkan kita ini jadi yang terbaik kedua nasional dan terbaik pertama se-Pulau Jawa. Tentu ini prestasi membanggakan buat Jawa Timur,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD-KPTI., FINASIM, dalam siaran persnya, Kamis (14/8/2025).

 

Hal ini, merupakan wujud nyata dari berbagai intervensi secara massif yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Pemerintah Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan, Tim Penggerak PKK sebagai mitra pemerintah, serta berbagai organisasi masyarakat seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Unicef serta institusi pendidikan. Dengan begitu, capaian ini merupakan hasil dari sinergitas banyak pihak terkait

 

“Kami mengucapkan terimakasih kepada Gubernur Jawa Timur yang telah mendukung penuh terhadap pelaksanaan program dan kegiatan untuk penurunan stunting,’ tuturnya.

 

Salah satu intervensi spesifik yang efektif untuk menurunkan stunting di Jawa Timur adalah pemberian ASI Eksklusif hingga Bayi usia 6 bulan. Berdasarkan data monitoring Sigizi tahun 2024, cakupan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan di Jawa Timur mencapai 78,8%. Hal ini masih perlu dioptimalkan lagi salah satunya dengan adanya keteribatan dari ormas (muslimat, fatayat, aisiyah dll) serta stakeholder lain/OPD lain antara lain dengan menyediakan tempat khusus yaitu ruang laktasi di tempat kerja.

 

“Kurangnya pengetahuan ibu, minimnya dukungan keluarga dan tenaga kesehatan, serta belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan menjadi tantangan utama,dalam pencapaian ASI Eksklusif” ujar Kadinkes Erwin.

 

Peran Rumah Sakit dan Tenaga Kesehatan

 

Dinkes Jatim juga mengajak Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, terutama rumah sakit dan puskesmas yang memiliki layanan persalinan, untuk mengimplementasikan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) sebagai komitmen mendukung kesehatan ibu dan bayi. 10 LMKM merupakan panduan yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan dan UNICEF/WHO untuk memastikan setiap bayi mendapatkan haknya memperoleh Air Susu Ibu (ASI) secara optimal sejak lahir.

 

“Menyusui bukan hanya memberi nutrisi, tapi juga memberikan perlindungan kekebalan tubuh, ikatan emosional yang kuat, dan awal kehidupan yang sehat. Dengan menerapkan 10 langkah ini, fasilitas kesehatan membantu menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kualitas generasi mendatang.

 

“WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, dilanjutkan dengan makanan pendamping dan menyusui hingga usia dua tahun atau lebih,”

 

Dinkes Jatim berharap melalui kegiatan ini, seluruh elemen masyarakat dapat bersinergi membangun lingkungan yang mendukung ibu menyusui. Dengan sistem dukungan yang konsisten dan berkelanjutan, diharapkan angka ASI eksklusif meningkat dan anak-anak Jawa Timur tumbuh sehat dan kuat.

 

Pekan Menyusui Sedunia tahun ini mengusung tema global “Prioritaskan Menyusui: Membangun Sistem Dukungan yang Berkelanjutan”. Tema ini menyoroti pentingnya akses informasi dan dukungan bagi ibu menyusui, baik di rumah, tempat kerja, maupun lingkungan masyarakat.

 

Mengutip laman WHO, Perwakilan UNICEF Indonesia, Maniza Zaman, menyatakan, dengan berinvestasi pada sistem dukungan bagi ibu menyusui, maka sudah menciptakan jaring pengaman penting yang memastikan tak ada ibu yang menghadapi tantangan menyusui seorang diri.(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Bahagia Itu Mahal Ternyata

Kam Agu 14 , 2025
Liputan Cyber || Surabaya Jatim pada tanggal,13 Agustus 2025, tempatnya hari Rabu di McDonald’s jl.ir H, Soekarno 6 Surabaya   Dengan bertambahnya usia ananda Ayra Nabila Tanisha atau kita sebut Ultah kata ngetrenya ananda Nabila telah menginjak empat tahun, Dengan bertambahnya usia Ayra Nabila Tanisha ayahanda saudara Sulaiman menyempatkan atau […]