Liputan Cyber || Mojokerto Jatim

Sebagai upaya dalam penurunan stunting, beragam program dan komitmen telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. Antara lain, membuat Nota Kesepahaman (MoU) dengan 18 Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan se-Kabupaten Mojokerto terkait pendampingan calon pengantin, serta kerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Majapahit, STIKES Dian Husada, dan Universitas Bina Sehat (UBS) PPNI untuk intervensi kesehatan.
Pemerintah Kabupaten Mojokerto juga mengembangkan dua aplikasi pendukung, yakni e-Stunting dan KERISMOJO. Aplikasi ini mencatat data penimbangan balita, laporan kegiatan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), hingga realisasi anggaran dan dukungan Corporate Social Responsibility (CSR).
“Data tersebut menjadi basis audit kasus stunting, termasuk untuk ibu hamil risiko tinggi. Audit melibatkan dokter spesialis anak dan ahli gizi,” jelas Wakil Bupati Mojokerto, M. Rizal Oktavian, dalam keterangan pers, Senin (16/6/2025).
Program inovatif juga diperkenalkan, salah satunya SUJU (Susu Jum’at). Program ini menyasar siswa SD dan SMP agar terbiasa mengonsumsi susu sebagai bagian dari pemenuhan gizi.
“Program SUJU ini akan bisa mengubah mindset anak-anak untuk lebih suka meminum susu karena memang susu ini nanti akan ada rasa-rasa tertentu agar bisa disukai dan juga lebih membiasakan,” ungkap Wabup Rizal.
Selain SUJU, ada Gema Pitu (Gerakan Masyarakat Posyandu Terpadu) dan Sinau Penting, sebuah gerakan dari Kecamatan Dlanggu yang didanai secara sukarela oleh ASN untuk membantu balita stunting.
Selain itu, program pemberdayaan berbasis pangan lokal seperti Pekarangan Pangan Lestari (P2L), pelatihan masak, serta wisata kuliner di Pacet juga jadi bagian dari strategi.
“Kami memberdayakan masyarakat lokal untuk melakukan penanaman yang sesuai untuk kebutuhan nutrisi untuk penanganan stunting. Kedua untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, jadi memproses dan menjual produk lokal makanan dan pertanian,” jelasnya.
Pemkab juga menggandeng pihak swasta seperti PT Multi Bintang, PT BONDVAST, PT Sun Flower Ceramics, hingga Dompet Dhuafa untuk intervensi langsung dan bantuan sosial.
Di akhir acara, Rizal menyatakan capaian intervensi spesifik dan sensitif sudah memenuhi target. Pendampingan keluarga pun sudah mencakup lebih dari 50% kecamatan secara penuh.
“Jadi evaluasi kinerja yang bisa kita lihat dari capaiannya ada peningkatan terutama yang sesuai dengan indikator pendukung dan juga capaian jenis intervensi itu sendiri,” tandasnya.
Pemkab Mojokerto juga berkomitmen untuk terus memperbaiki regulasi, mengintegrasikan data sasaran, dan meningkatkan kualitas monitoring serta evaluasi program. Advokasi akan terus digencarkan agar pelibatan stakeholder seperti akademisi, ormas, dan sektor swasta semakin maksimal. (Red)

