Mitigasi Bencana Banjir, Pemkab Mojokerto Resmikan Early Warning System di Tempuran Sooko

Liputan Cyber || Mojokerto Jatim

Upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto dalam Mitigasi Bencana (mengurangi risiko dan dampak bencana) masih gencar dilakukan. Hal ini ditandai dengan pengaplikasian Early Warning System (EWS) di Desa Tempuran Kecamatan Sooko, yang diresmikan langsung oleh Wakil Bupati Mojokerto M. Rizal Oktavian

 

EWS merupakan serangkaian sistem yang memberikan peringatan dini kepada masyarakat tentang potensi terjadinya bencana atau kejadian alam yang membahayakan, dan bertujuan untuk mengurangi dampak negatifnya.

 

Mas Wabup, sapaan M. Rizal Oktavian melalui arahannya mengatakan dengan adanya EWS yang diterapkan di Desa Tempuran ini, diharapkan bisa membantu masyarakat dalam mengatasi bencana banjir yang kerap mengancam warga di desa tersebut.

 

“Dengan teknologi ini (EWS) diharapkan bisa membantu mengurangi risiko dan dampak dari bencana banjir yang kerap melanda daerah kita (Tempuran),” ujarnya dalam keterangan pers, Selasa (25/3/2025).

 

Dalam kesempatan itu, Mas Wabup juga mengajak seluruh pihak terkait untuk bersama-sama menjaga dan memanfaatkan EWS ini dengan sebaik-baiknya baik itu Pemerintah, Aparat Keamanan, Relawan, maupun Masyarakat. Pasalnya pada saat bencana melanda, fungsi dari sistem EWS ini sangat vital dan apabila terjadi kendala pada saat yang dibutuhkan maka akan menghasilkan dampak kerugian yang besar.

 

“Mari kita tingkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, sehingga kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh,” tandas Mas Wabup di Balai Desa Tempuran.

 

Bencana Banjir memang selalu menjadi kendala bagi para warga di Desa Tempuran, kawasan daratan yang rendah dan derasnya sungai Avour Jombok saat musim hujan ditengarai menjadi penyebab utama banjir tahunan yang kerap terjadi di sana.

 

Oleh karena itu, Pemkab Mojokerto melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengaplikasikan gawai penunjang EWS di tepi Avour Jombok, hal ini seperti yang disampaikan oleh Kepala Pelaksana (Kalaksa) Yoie Afrida.

 

“Ada dua perangkat EWS yang dipasang, yaitu perangkat sensor pengukur tinggi muka air (TMA) dengan sistem Sonar, dan perangkat alarm peringatan dini bencana yang dilengkapi dengan lampu Rotary yang menyala dan sirine sebagai penunjuk status, Siaga atau Awas,” jelas Yoie. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Urai Kemacaten Anggota Komisi D DPRD Jatim Agung Mulyono, Sambut Positif Pengoperasian Tol Probowangi untuk Mudik Lebaran 2025

Sel Mar 25 , 2025
Liputan Cyber || Probowangi Jatim Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, dr Agung Mulyono, menyambut baik pengoperasian Jalan Tol Probolinggo – Banyuwangi (Probowangi) yang akan resmi dibuka secara fungsional selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2025.   Tol sepanjang 23,13 kilometer ini diharapkan dapat mengurangi […]