Liputan Cyber || Jatim
Universitas Gadjah Mada (UGM) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jombang melaksanakan kunjungan ke Pondok Pesantren (Ponpes) Gadingmangu, Jombang. Kunjungan ini bertujuan memberikan bimbingan dan solusi dalam rangka mewujudkan program ekopesantren di pesantren tersebut.
Dilansir oleh Tim JNR Kominfo Jatim pada laman ldiijatim.com, Selasa (28/1/2025), program ekopesantren merupakan inisiatif strategis yang dirancang untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam yang ramah lingkungan sekaligus menciptakan komunitas pesantren yang hijau, mandiri, dan berkelanjutan. Kepala Bidang Konservasi Lingkungan DLH Kabupaten Jombang, Lilik Purwati, menyampaikan bahwa Pondok Pesantren Gadingmangu memiliki potensi besar untuk diubah menjadi ekopesantren.
“Pesantren ini sudah mulai mengelola sampah dengan budidaya maggot, pembuatan pupuk kompos, dan bahkan mengembangkan energi terbarukan seperti mobil tenaga surya serta smart farming,” ungkap Lilik.
DLH Kabupaten Jombang berkomitmen memberikan dukungan penuh agar program ini dapat terlaksana secara optimal. Program ekopesantren ini mencakup berbagai aspek, seperti pengelolaan limbah yang efektif, penerapan teknologi hijau, dan edukasi lingkungan berkelanjutan.
Para santri di Ponpes Gadingmangu juga dilibatkan dalam berbagai aktivitas ramah lingkungan, seperti produksi pupuk kompos dan pengelolaan limbah organik. Aktivitas ini tidak hanya memberikan manfaat ekologis tetapi juga membentuk karakter luhur generasi muda. Sementara itu, Atus Syahbudin, dosen Fakultas Kehutanan UGM, mengapresiasi kepedulian Ponpes Gadingmangu terhadap pelestarian lingkungan.
UGM dsn DLH Jombang bersama pengurus Ponpes Gadingmangu
Menurut Atus, yang juga seorang Insinyur Profesional Utama (IPU), keberhasilan program ekopesantren bergantung pada keberlanjutan edukasi lingkungan dan pemenuhan fasilitas yang memadai. “Kami percaya pesantren ini memiliki potensi besar untuk menjadi percontohan bagi ekopesantren lainnya di Indonesia,” ujarnya.
Widodo, Humas Pondok Pesantren Gadingmangu, menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan dari UGM dan DLH Jombang. Ia berharap program ini dapat memberi dampak nyata bagi lingkungan sekitar. “Kami terbuka terhadap bimbingan dan kerja sama untuk merealisasikan visi pesantren ramah lingkungan,” tuturnya.
Kehadiran UGM dan DLH di Ponpes Gadingmangu menjadi momen penting untuk memperkuat sinergi antara institusi pendidikan tinggi, pemerintah daerah, dan komunitas pesantren dalam upaya pelestarian lingkungan. Program ini diharapkan menjadi model inspiratif bagi pesantren lain di Indonesia.
Ekopesantren tidak hanya bertujuan menciptakan lingkungan hijau untuk mencegah pemanasan global dan mendukung ketahanan pangan, tetapi juga mengukuhkan pesantren sebagai pusat pendidikan yang relevan dengan tantangan masa kini. Dengan semangat gotong royong, Pondok Pesantren Gadingmangu diharapkan menjadi pionir gerakan ekopesantren di tanah air. (Red)