Liputan Cyber || Surabaya
Dua hari menjelang pelaksanaan pemungutan suara Pemilu 2024, suhu politik di Kota Surabaya semakin memanas. Masa tenang yang seharusnya menjadi masa untuk tidak melaksanakan kampanye, diwarnai dengan beredarnya video praktik politik uang yang dilakukan oleh Caleg dan Timses Paslon 01.
Telah beredar video singkat, di media sosial yang menayangkan keterangan dari seorang warga. Pada video tersebut disebutkan bahwa warga diarahkan untuk melakukan pencoblosan pada nama Caleg paslon 01, dengan imbalan sejumlah uang.
Kejadian tersebut diketahui terjadi di kawasan Tanah Kali Kedinding Kenjeran. Dan juga pelaku telah tertangkap tangan melakukan praktik Politik Uang untuk memenangkan Paslon nomer urut 01.
Kasus Politik Uang tersebut juga telah dilaporkan kepada Pihak Bawaslu Kota Surabaya. Namun hingga kini, sejak tiga hari lalu tidak ada respon dari pihak Bawaslu terkait kasus OTT Politik uang yang terjadi di wilayah Kenjeran tersebut.
Sehingga dari kejadian tersebut, disinyalir terdapat oknum Bawaslu yang juga terlibat bermain dalam praktik politik uang untuk memenangkan Paslon nomer urut 03 dalam pemilu 2024. Padahal sudah jelas terbukti tertangkap tangan melakukan tindakan kecurangan.
Dalam kejadian OTT tersebut, terdapat tiga nama Caleg dari PKB, salah satu pengusung pasangan Capres dan Cawapres nomer urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Melakukan kecurangan untuk memperoleh kemenangan dalam Pemilu 2024.
Ketiga nama tersebut dari Caleg DPR RI, DPR Provinsi dan DPRD Kota Surabaya. Ketiga nama tersebut adalah, H Mohhamad Faridz Afif, Dita Indah Sari dan Dr Musyafak Rouf.
Selain itu, dalam video pendek tersebut. Juga disebutkan terdapat penggiringan untuk memilih pasangan calon nomer urut 01 agar menang dalam Pemilu 2024.
“Lha terus itu terus Presidennya nomer urut kosong satu, gitu ketua. Aku dapat uang, dikasih uang 150 ribu ketua,” ujar warga yang enggan dipublikasikan namanya itu. (Abd. Rosi/redaksi)