Liputan Cyber || Surabaya
Arogansi para petugas Satpol-PP dalam menertibkan perda semaki menjadi-jadi. Pasalnya, didalam penertiban tersebut selalu mengutamakan kekerasan. Seperti yang baru-baru ini terjadi di Jalan Ngaglik Surabaya, Rabu (26/07/2023) malam.
Tanpa adanya peringatan atau pemberitahuan terhadap para pedagang kecil yang sedang berjualan dipinggir jalan, para petugas penegak perda tersebut langsung melakukan penertiban secara kasar.
Dari kejadian tersebut, ada salah satu pedagang yang mengalami cedera di dua lututnya. Seperti yang viral di akun tik tok media peristiwaterkini.
Didalam Vidio tersebut, terlihat jelas arogansi petugas Satpol-PP yang diketahui dari Kota Surabaya melakukan penertiban dengan menggunakan otot. Hal tersebut banyak masyarakat warga net yang mengecam serta membuat Sekretaris Umum DPC Surabaya Ormas Madas Moh. Sahel angkat bicara.
Moh. Sahel selaku Sekretaris Umum DPC Surabaya Ormas Madas mengungkapkan kekecewaan terhadap tindakan Satpol-PP Kota Surabaya dalam melakukan penertiban tersebut.
“Kinerja Satpol-PP dari dulu memang sangat buruk dan hanya mengandalkan kekerasan dalam melakukan penindakan,” kata Sekretaris Umum Ormas Madas Moh. Sahel kepada wartawan ini.
Lanjut Moh. Sahel, dalam melakukan penindakan, Satpol-PP Kota Surabaya kali ini terlihat buruk dan sangat arogansi.
“Seharusnya, sebelum melakukan penindakan, hal layaknya ada pendekatan secara persuasif atau pemberitahuan, saya yakin kalau ada pemberitahuan, para pedagang pasti mengerti, tidak seperti tadi malam langsung melakukan penertiban serta merampas barang dagangan oranga, apalagi ada korban yang sampai terluka,” terangnya.
Oleh karena itu, saya selaku Sekretaris Umum DPC Surabaya Ormas Madas mewakili seluruh anggota Ormas Madas di Kota Surabaya akan selalu menyoroti perkara ini.
“Jika korban yang terluka mau melaporkan kejadian ke pihak kepolisian, kami siap melakukan pendampingan,” ungkapnya. (Redaksi)
