Viral Dugaan Jejak Harimau di Ponorogo, BBKSDA Jatim Pastikan Bukan Kucing Besar

Liputan Cyber || Ponorogo Jatim

Sebuah video yang diunggah di media sosial menghebohkan warga Ponorogo. Rekaman yang menampilkan jejak satwa di Desa Sendang, Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo, itu diduga sebagai jejak harimau. Kabar ini cepat menyebar dan memicu kekhawatiran di masyarakat.

 

Menindaklanjuti laporan tersebut, tim dari Matawali Resort Konservasi Wilayah (RKW) 06 Ponorogo segera melakukan verifikasi di lapangan. Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda pada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur, Arif Adhi Pratama, Selasa (18/3/2025) menegaskan bahwa jejak tersebut bukan milik kucing besar seperti harimau atau macan tutul.

 

“Setelah dilakukan pengecekan langsung, kami memastikan bahwa jejak ini tidak sesuai dengan karakteristik jejak harimau maupun macan tutul. Bekas kuku serta bentuk dan ukuran bantalan kakinya berbeda dengan satwa tersebut,” jelas Arif.

 

Jejak tersebut pertama kali ditemukan oleh warga di kebun yang berbatasan dengan kawasan Perum Perhutani BKPH Ponorogo Barat. Priyo Saputro, pemilik akun TikTok @prstwdd yang pertama kali mengunggah video tersebut, mengungkapkan bahwa ia menemukan jejak itu saat sedang beraktivitas di sekitar kebun.

 

Saat tim Matawali RKW 06 turun langsung ke lokasi bersama tokoh masyarakat dan Priyo, sebagian besar jejak sudah memudar akibat hujan. Namun, dari sisa jejak yang masih terlihat, tim memastikan bahwa tidak ada tanda-tanda keberadaan harimau atau macan tutul.

 

Fajar DNA, Pengendali Ekosistem Hutan Ahli Muda BBKSDA Jawa Timur, menambahkan bahwa selain bentuk jejak, tidak ditemukan bukti lain seperti cakaran di pohon atau kotoran yang menjadi indikator keberadaan kucing besar. “Kami juga telah berdiskusi dengan warga sekitar. Tidak ada riwayat atau laporan sebelumnya mengenai keberadaan harimau atau macan tutul di wilayah ini,” ujar Fajar.

 

Dengan hasil verifikasi ini, BBKSDA Jawa Timur mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. “Kami mengapresiasi kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Namun, kami juga mengingatkan agar informasi terkait satwa liar dikonfirmasi terlebih dahulu ke pihak berwenang agar tidak menimbulkan kepanikan yang tidak perlu,” pungkas Arif.

 

Langkah cepat tim Matawali RKW 06 dalam menindaklanjuti laporan ini menjadi contoh penting dalam menjaga keseimbangan antara ekosistem dan ketenangan masyarakat. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Budayawan, Seniman, Bupati, Romo, Kapolres hingga Anggota DPD RI Raih “Pin Emas Kamulyan”

Sel Mar 18 , 2025
Liputan Cyber || Surabaya, Di era modern yang terus berubah, kepemimpinan out of the box telah menjadi salah satu komponen penting dalam menghadapi tantangan zaman. Para pemimpin di semua sektor harus menaklukkan berbagai tantangan di tengah dinamika perubahan yang cepat dan kompleksitas yang semakin meningkat, mereka membutuhkan inovasi dalam pendekatan […]