Liputan Cybere || Surabaya Jatim
Setelah dua periode, Universitas Airlangga (Unair) kembali mengadakan Pemilihan Rektor Unair. Lanjutan dari rangkaian sebelumnya, Unair menggelar Uji Masyarakat Kampus (UMK) di Aula Garuda Mukti lantai 5, Kantor Manajemen Kampus MERR-C Unair.
Memberikan paparannya, salah satu calon rektor, Prof Dr Muhammad Madyan SE MSi MFin dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengungkapkan bahwa ada tiga program strategis yang ia usulkan. “Pertama terkait keberlanjutan. Kedua memperkuat Unair menjadi entrepreneurial university. Ketiga, meningkatkan kesejahteraan dosen dan tendik,” jelasnya, dalam rilis Unair, Rabu(12/3/2025).
Dalam pemaparannya, ia juga menjelaskan bahwa ia memiliki rekam jejak sebagai wakil rektor Unair. “Sebagai wakil rektor bidang sumber daya saya sudah mendampingi rektor kurang lebih sepuluh tahun. Kami juga turut berkontribusi terhadap capaian Universitas Airlangga,” tambahnya.
Terkait dengan keuangan, Prof Madyan mengungkapkan bahwa saat ini Unair sudah memiliki Airlangga Resource Planning. Ini terdiri dari berbagai sistem. Mulai dari sistem pengadaan, sistem tata kelola aset, sistem keuangan, dan sistem pertanggungjawaban. “Dari segi optimalisasi anggaran, dari tahun ke tahun penggunaan anggaran Unair semakin efisien dan efektif,” terangnya.
Tak hanya itu, dari segi sumber daya manusia (SDM), ia juga menyampaikan bahwa SDM Unair semakin berkompeten. “Guru besar misalnya, saat kami pertama kali bergabung di Unair, guru besar hanya 9,25 persen. Sedangkan di tahun 2024, guru besar sudah mencapai 16,78 persen,” sebutnya.
Sejalan dengan pernyataannya, ia menyebutkan bahwa latar belakang Unair yang saat ini sudah menjadi PTN-BH membuat Unair harus secara independen memenuhi kebutuhan keuangannya. “Lulusan Unair yang berwirausaha saat ini hanya 7,14 persen. Oleh sebab itu kita perlu yang namanya entrepreneurial university,” ucapnya.
Menurutnya, ada empat hal untuk menuju dan mewujudkan entrepreneurial university. Ia menyebutkan bahwa harus ada pengembangan unit bisnis dalam universitas. Selain itu, perlu adanya penataan kembali inkubator bisnis yang ada saat ini. “Kolaborasi dengan industri harus kita lakukan untuk mempermudah mahasiswa kita melakukan magang. Lalu hilirisasi hasil riset dengan industri sangat penting. Mengoptimalkan peran alumni yang saat ini tersebar di berbagai industri. Pengembangan mindset kewirausahaan perlu kita tingkatkan,” ungkapnya.(Red)