Liputan Cyber – Dinas Kominfo Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan kunjungan ke PT Petrokimia Gresik. Kunjungan ini didasari kelangkaan pupuk diberbagai Kabupaten di Jatim.
Pada kunjungan ke salah satu BUMN yang bergerak di bidang pupuk buatan ini, Gubernur Khofifah ingin cek stok kecukupan pupuk di Petro Kimia yang disediakan untuk petani di Jatim.
Ia mengharapkan mendapat solusi atas permasalahan pupuk yang dikeluhkan para petani Jawa Timur. Secara umum stok pupuk aman, tetapi butuh tambahan kuota pupuk bersubsidi.
“Kita mencoba mencari solusi apa yang saya dengar, apa yang saya lihat di lapangan terkait pemenuhan kebutuhan pupuk jelang musim tanam Oktober bulan depan,” kata Gubernur Khofifah saat melakukan kunjungan kerja di Petrokimia Gresik, Kamis (17/09) sore.
Gubernur Khofifah mengungkapkan, bahwa sebelumnya, ia telah melakukan koordinasi-koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk bisa mendapatkan solusi dari permasalahan yang dihadapi petani. Diantaranya dengan Irjend Kementan, berbagai Gapoktan serta PLMDH atau Perhimpunan Lembaga Masyarakat Desa Hutan.
“Sebetulnya Minggu yang lalu kami sudah koordinasi dengan pak Dirut dan seluruh jajaran direksi PT. Petrokimia Gresik, kemudian kita juga koordinasi dengn Irjen Kementan. Saya juga melakukan koordinasi dengan Gapoktan dan PLMDH,” ungkapnya.
Gubernur Khofifah menyampaikan, bahwa salah satu permasalahan yang dihadapi para petani adalah kekurangan suplai pupuk, ketidaksesuaian antara kebutuhan pupuk mereka dengan suplai pupuk yang mereka terima. Oleh karena itu, Gubernur Khofifah meminta ada sinkronisasi antara kebutuhan petani dan suplai pupuk sesuai e-RDKK.
“Kita mengharapkan PT. Petrokimia Gresik membantu proses sinkronisasi dengan Himbara, Pemkab dan Kementan dari kebutuhan para petani, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan riil para petani di lapangan. Hal ini sebenarnya bukan tugas PT. Petro Kimia, tetapi sebagai BUMN yang memproduksi pupuk, sinkronisasi data dan peta tentu ter-update,” harapnya.
Gubernur Khofifah menegaskan, ketika mekanisme sudah sesuai, maka seyogyanya distribusi pupuk tersalurkan dengan baik dan sesuai kebutuhan. Sementara itu, alokasi pupuk subsidi oleh pemerintah ditetapkan berdasarkan usulan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) yang disusun oleh kelompok tani didampingi petugas PPL (penyuluh pertanian lapangan) di lokasi masing-masing.
Sedangkan CPCL adalah petani/kelompok tani yang akan menerima bantuan sarana produksi sesuai dengan luas lahan yang diusahakan dalam kelompok hamparan di lokasi yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan Dinas Pertanian Provinsi sesuai pedoman yang ada.
“Selagi CPCL ada, masuk e-RDKK, harusnya distribusi pupuk itu mestinya bisa lebih fokus,” ujar Gubernur Khofifah.
Gubernur Khofifah menegaskan kembali perlunya sinkronisasi diantara kebutuhan para petani ini harus sesuai dengan apa yang disuplai oleh pabrik pupuk.
“Mekanisme inilah yang harus terus kita cari titik temunya jangan sampai pada saat musim tanam, kemudian mereka kekurangan suplai pupuk,” imbuhnya.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menekankan ketahanan pangan di Jawa Timur harus dipastikan aman dan terjaga. Karena selain untuk kebutuhan pangan Jawa Timur sendiri, Gubernur Khofifah sering mengatakan Jawa Timur menjadi penopang logistik bagi 16 provinsi lain di Indonesia Timur.
“Karena sekarang PR kita di tengah pandemi Covid-19 ini harus bisa dipastikan bahwa ketahanan pangan itu bisa kita jaga dan kita pastikan aman,” tukasnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah juga melakukan penanaman pohon beringin putih atau nama latinnya ficus benjamina di halaman PT. Petrokimia Gresik.
Menurut Setiawan Dalimartha dalam bukunya Atlas Tumbuhan Obat Jilid 2, Tahun 2000, daun beringin putih ini berkhasiat sebagai obat influenza, radang saluran nafas (bronkhitis), batuk rejan (pertusis), malaria, radang usus akut, disentri. ( Moh Sumbri
)