Liputan Cyber || Surabaya
Profesionalisme pihak rumah sakit Soewandhie yang berlokasi di Jalan Tambak Rejo Surabaya patut dipertanyakan. Pasalnya, tidak menangani pasien yang kritis hingga meninggal dunia di tempat, Kamis (31/10/2024) malam.
Akibatnya, pihak keluarga bersama Organisasi BMPN Indonesia menggruduk Rumah Sakit Soewandhie untuk memintak pertanggung jawabkan.
Menurut ketua BMPN Indonesia H. Muhammad Rosul., SH., MH., menjelaskan bahwa kedatangannya bersama seluruh anggotanya ke Rumah Sakit Dr. Soewandhie untuk memintak pertanggung jawaban pihak rumah sakit.
“Pasalnya, sejak datang ke rumah sakit hanya didiamkan tanpa ada perawatan, padahal pasien bernama Ruma warga Kalimas Baru 2 Gang Buntu meninggal dunia tanpa penanganan,” kata ketua BMPN H. Muhammad Rosul kepada wartawan.
H. Muhammad Rosul juga mengatakan bahwa sejak masuknya pasien bernama Rama ke RS. Dr. Soewandhie, tidak ada kejelasan dalam merawat pasien.
“Saya sendiri sebagai saksi dilokasi bahwa pasien ada di IGD yang menurut saya harus betul-betul dilakukan penanganan secara serius dikarenakan pasien dalam keadaan sangat kritis dan nafasnya sudah tidak stabil,” katanya.
H. Muhammad Rosul juga mengungkapkan bahwa dirinya sempat memintak dokter agar segera ditangani. Akan tetapi tetap tidak ditangani hingga berdepat dan mengatakan maunya apa.
“Waktu itu saya jawab tidak tau karena saya bukan orang media, justru yang tau adalah pihak dokter dan saya juga menanyakan penanganan apa ketika ada pasien yang sedang kritis seperti Ruma ini,” terangnya.
Masih lanjut H. Muhammad Rosul, perdebatan saya dengan pihak dokter sampai lama hingga pasien sampei lemah dan akhirnya meninggal dunia.
“Oleh karena itu, kami selaku ketua Ormas BMPN Kota Surabaya memintak pertanggung jawaban terhadap Direktur Rumah Sakit Dr. Soewandhie dan jika tidak ditemui, besok kami akan melakukan aksi demo besar-besaran,” ungkapnya. (Abi)