Liputan Cyeber || Surabaya
Selasa siang 12/12 sekira pukul 12.00 wib di kantor kelurahan tambakrejo jalan Ngaglik no 87 Surabaya telah hadir Kapolsek Simokerto Kompol Mohammad irfan bersama Pawas Ps kanit lantas Ipda Dwi Ady M serta Lurah tambakrejo, Tokoh masyarakat, Tokoh Agama, Ketua RW dan RT serta perwakilan warga Tambakrejo
Acara ini adalah sebagai upaya pencegahan secara dini oleh Kepolisian yang mengemban tugas Menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat dikarenakan beberapa hari lalu adanya kejadian tawuran remaja yang mengakibatkan korban jiwa seorang remaja 15 th yang masih pelajar SMP
Kapolsek simokerto kompol mohammad irfan dihadapan undangan yang hadir di kelurahan tambakrejo ini menyampaikan Penyebab tawuran remaja pertama yaitu karena remaja atau pelajar tersebut sedang mengalami krisis identitas. Identitas diri yang dicari remaja adalah bentuk pengalaman terhadap nilai-nilai yang akan mewarnai kepribadiannya.
Jika tidak mampu menemukan atau menginternalisasi nilai-nilai positif ke dalam dirinya, serta tidak dapat mengidentifikasi dengan figur yang ideal, maka akan berakibat buruk, yakni munculnya penyimpangan-penyimpangan perilaku pada remaja tersebut.
Kedua Pengawasan Orang Tua Tidak Memadai,
Ketika orang tua tidak memberikan pengawasan yang memadai, remaja cenderung akan melakukan perilaku agresif atau aktivitas kriminal. Tanpa pengawasan orang dewasa, remaja tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat pilihan yang baik atau untuk mengenali risiko.
Akibatnya, para remaja ini cenderung berteman dengan orang yang salah, mengambil risiko yang tidak perlu, dan bereksperimen dengan hal-hal yang tidak diizinkan oleh orang tua nya,
remaja membutuhkan disiplin yang adil dan tegas serta interaksi yang konsisten dan arahan dari orang tua. Ketika orang tua mengambil peran aktif dalam kehidupan remaja mereka, itu mengurangi kemungkinan kekerasan remaja.
Ketiga yaitu Tekanan teman sebaya,
Tekanan teman memainkan peran penting dalam kekerasan remaja sebagai penyebab tawuran, terutama karena anak-anak lebih cenderung terlibat dalam perilaku berisiko atau kekerasan ketika mereka bertindak sebagai sebuah kelompok.
Remaja yang biasanya agresif atau melakukan kekerasan sendiri sering merasa diberdayakan saat berada didalam sebuah kelompok.
Diharapkan setelah pertemuan ini dilanjutkan dengan saling bersinergi antara 3 pilar yaitu kepolisian, kecamatan dan koramil serta yang paling utama komunikasi dari tokoh masyarakat, tokoh agama juga ketua RT RW bila di wilayah kampung nya terlihat gelagat ada remaja yang berkumpul agar secepatnya menghubungi 3 pilar kecamatan simokerto supaya kejadian tawuran remaja ini bisa ditiadakan
Dan peran aktif masyarakat ini sangat membantu sekali dari kinerja dari pihak keamanan dalam melakukan pencegahan dalam mewujudkan situasi kota surabaya khusus nya kecamatan simokerto bisa selalu aman kondusif ๐๐ซ๐ข๐ณ ๐๐ข๐ฑ๐ฐ๐ญ๐ด๐ฆ๐ฌ ๐๐ช๐ฎ๐ฐ๐ฌ๐ฆ๐ณ๐ต๐ฐ ๐๐ฐ๐ฎ๐ฑ๐ฐ๐ญ ๐๐ฐ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ฎ๐ข๐ฅ ๐ช๐ณ๐ง๐ข๐ฏ.( Fandi )