Liputan Cyber || Jatim
Sore jelang berbuka puasa saat Ramadan 1446 H. Para disabilitas netra atau distra UPT Rehabilitasi Sosial Bina Netra (RSBN) Malang tampak sedang khusyuk mengaji. Di balik takdir gelap, para remaja itu meraba kitab suci dengan ujung jari.
Dengan nada indah, lantunan ayat menggema. Seolah cahaya terang menyelimuti pekat pandangan mereka. Namun setiap inchi bangunan Masjid An Nur menjadi saksi. Kecintaan mereka pada Al Qur’an yang tak akan terganti.
Setiap huruf dan ayat dari Al Qur’an braille yang baru digunakan para distra sore itu dirasa cukup berbeda. Tak seperti biasanya. Seperti yang disampaikan Firdaus dalam keterangan tertulis, Minggu (16/3/2025). Remaja yang telah meraih Sarjana Ilmu Pendidikan Agama itu tampak semringah. Raut wajahnya menggambarkan bahagia. Baginya, Al Qur’an braille yang baru diberikan oleh Perum Jasa Tirta (PJT) I cukup nyaman diraba dan dibaca. “Al-Qur’an ini adalah model cetakan yang nyaman untuk membaca braille,” ungkapnya seraya tersenyum.
Kecintaan Firdaus pada Al Qur’an berawal sejak kelas 2 SD. Saat itu ia mengalami sakit tumor otak dan hidrosefalus yang merenggut penglihatannya secara total. Dalam kondisi sakit kala itu, ia belajar membaca Al Qur’an bersama kakeknya.
“Saya bisa menjadi seperti ini bisa membaca kitab suci karena tak lepas dari bimbingan dan ketelatenan almarhum kakek,” ungkapnya. Kini setiap hari, usai salat Isya, Firdaus kerap kali diminta untuk membantu mengajar baca Al-Qur’an braille. Tak sedikit teman distra yang belajar padanya. Total 105 penyandang distra yang kini tinggal dan belajar bersama di RSBN Malang.
Tak hanya Firdaus. Salsabila, gadis berusia 21 tahun juga cukup berprestasi. Gadis asal Sidoarjo ini terlahir sebagai penyandang distra. Walau terlahir tanpa penglihatan, Salsa, sapaan akrabnya, tumbuh menjadi gadis yang cerdas dan periang.
Sudah dua tahun ini, ia bergabung di RSBN Malang. Di panti rehabilitasi yang sama itu, ia bertemu Firdaus. Sahabatnya yang juga punya hobi sama. Keduanya gemar membaca Al Qur’an.
Puncak prestasinya, gadis yang pandai melantunkan ayat Al Qur’an walau membaca dengan sentuhan ujung jarinya ini berhasil membawa pulang piala. Salsa dinobatkan sebagai juara harapan 1 Lomba Baca Al Qur’an yang diselenggarakan RRI tingkat Nasional beberapa waktu lalu.
Sembari menunggu waktu berbuka puasa tiba, Salsa menceritakan bagaimana biasanya ia menjalankan aktivitas sehari-hari di UPT RSBN Malang. Tak hanya diajarkan baca tulis braille, ia dan rekan-rekannya juga mendapatkan pelatihan membuat kerajinan. Mulai membuat keset hingga pelatihan untuk jasa spa dan pijat refleksi secara gratis.
Aktivitas olahraga juga rutin dilaksanakan untuk menjaga kebugaran. Bahkan terdapat beberapa binaan yang menjadi atlet profesional dan sering mengikuti kejuaraan.
Usai membaca Al Qur’an braille sore itu, Firdaus dan Salsabila kemudian beranjak dari tempat duduknya. Bergabung dengan teman-temannya di pelataran Masjid An Nur untuk ikut mendengarkan tausiyah sebelum memasuki buka puasa bersama.
Suara Firdaus Sulistijawan, Kepala UPT RSBN Malang mulai terdengar memberikan sambutan. Pak Daus merasa terharu karena dari seluruh sumbangan Al Quran braille sejauh ini sumbangan dari PJT I adalah Al-Qur’an Braille tercantik yang pernah diterima .
“Harapannya dari bantuan ini, RSBN dapat semakin banyak menghasilkan penghafal-penghafal Al-Qur’an khususnya dari penyandang distra. Semoga tali silaturahmi serta kerjasama antara UPT RSBN Malang dan PJT I dapat terjalin semakin erat kedepannya dan berkelanjutan,” ujarnya.
Dengan suara yang bergetar, ia menyampaikan harapannya. “Ke depan kami ingin masyarakat lebih mengenal dan memberi perhatian kepada teman-teman disabilitas. Pengabdian yang dilakukan oleh para pembina di UPT RSBN semata-mata agar teman-teman distra dapat hidup mandiri di masa depan,” tuturnya.
Jam menunjukkan pukul 17.47 WIB. Waktu berbuka telah tiba. Bersama dengan rekan-rekan distra, pengurus UPT dan rekan dari PJT I menikmati takjil yang disuguhkan sebelum melaksanakan Salat Maghrib berjamaah.
Selepas salat, sembari melanjutkan untuk menikmati sajian berbuka, Salsa di salah satu sudut ruangan di Gedung Utama RSBN kembali menunjukkan kemampuannya membaca Al Quran braille kepada Salma dari PJT I.
Salsa merasa bersyukur karena diperhatikan dan dapat menggunakan Al-Qur’an braile yang bagus. “Bagi kami, rekan-rekan disabilitas, bantuan sekecil apapun itu sangatlah berarti. Semoga saya dan teman-teman lain semakin rajin nantinya untuk membaca Al-Qur’an, ya kak,” ucap Salsa.
Kepala Sub Divisi Komunikasi Korporat dan Umum PJT I, Yulia Puspitaningroem menyampaikan pesan dan kesannya. Menurutnya, PJT I sebagai Badan Usaha Milik Negara senantiasa berupaya untuk memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Hal itu sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo.
“Salah satu nilai yang kami pegang teguh adalah bagaimana kita bisa membangun ketahanan sosial dan kesejahteraan masyarakat di semua lapisan masyarakat. Termasuk saudara-saudara kita di UPT RSBN Malang,” ujar Yulia.
Oleh karena itu, dengan penuh kerendahan hati dan keikhlasan, pihaknya memberikan wakaf Al-Qur’an braille bagi sahabat-sahabat distra. “Semoga dengan wakaf Al-Qur’an braille ini dapat meningkatkan semangat rekan-rekan untuk produktif. Semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperkaya keilmuan agama,” tuturnya.
Selain itu, PJT I juga membawa salah satu produk dari perusahaan yaitu air mineral bermerek Air Segar Alami (ASA). Pemberian itu merupakan bentuk kepedulian perusahaan terhadap akses air bersih dan kesehatan masyarakat. “Semoga pemberian kami ini dapat bermanfaat dan dinikmati oleh rekan-rekan semua, khususnya para distra di RSBN Malang,” pungkasnya. (Tim)