Liputan Cyber – Surabaya
Kepolisian Sektor Mulyorejo di back up Rayon 3 dan Polrestabes Surabaya melaksanakan tugas pengamanan aksi unjuk rasa buruh dikediaman pimpinan PT. Aditama Raya Farmi di Jl. Dharmahusada Permai No. 292 V – 112 RT. 01/RW. 11, Kelurahan/Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya.
Dalam PAM Unras kali ini, 29 personil Polsek Mulyorejo diterjunkan. Selain itu, ada 5 personil Polsek Gubeng, 3 personil Reskrim Polrestabes Surabaya dan 1 Sub Unit III Intelkam Polrestabes Surabaya.
Aksi buruh yang tergabung di dalam DPD SP PPMI Provinsi Jatim meminta kepada Ibu Olivia Tamtomo agar semua aset yang telah didaftarkan sudah jadi aset pailit dan tidak menghalang-halangi proses lelang. Karena apa yang kami lakukan sudah sesuai dengan hukum.
“Ibu Olivia Tamtomo sudah melakukan perjanjian diatas materai dengan kami. Namun malah melanggar, dengan mengajukan ke PKPU. Maka dari itu, kami minta agar dihentikan,” ujar buruh dalam orasinya.
“Kami akan mendirikan tenda dan menggunakan sound system sebesar-besarnya agar hati kalian terketuk dan kami minta hargai hukum di Negara ini. Kami akan terus berjuang dan akan menuntut hak-hak kami sampai dipenuhi,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan buruh, Indra Tamtomo tidak ada komitmen. Dimana pada saat berunding di perusahaan, aset-aset sudah laku, maka yang didahulukan adalah hak karyawan. Namun sampai dengan 3 tahun sudah masuk PKPU, hari Jumat kemarin pengacara Indra mendatangi ke PKPU untuk membatalkan penjualan aset.
“Kami nilai Indra mempunyai maksud untuk menghambat proses lelang aset. Untuk itu, kedatangan kita ini bertujuan agar Olivia tidak mengganggu dan membatalkan proses lelang. Apabila itu dilakukan, maka kami akan melakukan aksi unjuk rasa kembali dengan jumlah massa yang lebih besar. Agar para pihak debitur tidak mempermainkan hak-hak karyawan, sudah cukup 3 tahun nasib karyawan dipermainkan,” ungkap buruh.
Sementara di sela-sela PAM Unras, Kapolsek Mulyorejo Kompol Enny Prihatin R, S.Sos., M.Hum., menghimbau kepada para buruh agar dalam menyampaikan aspirasinya tidak dengan anarkis, serta wajib menerapkan protokol kesehatan.
“Dengan belum adanya titik temu antara kedua belah pihak atau belum ada kejelasan, tidak menutup kemungkinan akan adanya aksi demonstrasi lanjutan,” terang Bunda Enny, panggilan akrabnya. ( Mulyono )