Liputan Cyber || Surabaya
Pada hari Sabtu (05/10/2024) sekira pukul 23.30 WIB, terjadi tindak pidana penganiayaan disertai pembacokan di samping Hotel Aria Central Surabaya.
Yang menjadi korban dalam peristiwa teraebut yakni seorang pemuda berinisial MHA (23 th) asal warga Tambak Dalam, Kecamatan Asemrowo, Kota Surabaya.
Akibat dari kejadian tersebut, korban melapor ke pihak kepolisian dan diterima dengan Nomor Laporan Kepolisian tanggal 06/10/2024 nomor : STL-B/204/X/2024/RESKRIM/POLRESTABES/SPKT POLSEK GENTENG.
Berdasarkan pengakuan korban, awalnya, korban yang sedang ngopi di area Bambu Runcing Surabaya, melihat seseorang yang sedang mabuk dan ribut.
Kemudian, korban berinisiatif melerai orang yang ribut tersebut. Keributan tersebut sempat reda dan para pelaku keributan membubarkan diri.
Namun sayang, selang beberapa waktu, salah satu orang yang yang ribut tersebut, datang lagi dengan membawa 2 teman dengan salah satu temannya membawa senjata tajam (Sajam).
Niat baik korban untuk melerai keributan, menjadi boomerang yang buruk. Salah satu rekan orang yang membuat keributan itu, langsung menyerang korban menggunakan senjata tajam. Akibat dari kejadian tersebut, korban mengalami luka di punggung atas dan bawah.
Pemabuk yang membawa 2 temannya itu sempat diamnakan di Polsek Genteng. Nakun sayang, selang beberapa waktu, orang tersebut sudah dipulangkan dengan alibi bukan pelaku pembacokan
Awak media melakukan konfirmasi kepada Kanit Reskrim Polsek Genteng, Iptu Vian Wijaya tetkait perkara pembacokan tersebut dan orang yang sudah dipulangkan oleh Polsek Genteng.
Kanit Reskrim Polsek Genteng, menanyakan terkait pelaku pembacokan terhadap korban MHA, hingga kini masih belum mengetahui identitas pelaku. Hingga kini petugas masih memburu pelaku.
“Jangan khawatir, pelaku tetap masih Kita buru. Orang yang mabuk masih tahanan kota dan masih wajib lapor dikantor sampai pelaku pembacokan tertangkap,” jelas vian.
“Kami sudah memeriksa orang yang mabuk itu. Dalam pengakuannya, dia tidak kenal dengan pelaku, dan kita bekerjasama saling mencari pelaku agar segera tertangkap,” imbuh Vian
Sementara itu, Mulyadi selaku family korban yang juga Ketua LSM Triga Nusantara Indonesia (TRINUSA) merasa sangat janggal dalam perkara ini.
“Kok aneh orang yang mabuk itu bilang tidak kenal. Sedangkan mereka datang berboncengan menggunakan sepeda motor. Kan tidak masuk akal jika tidak kenal. Apalagi orang yang dibonceng melakukan pembacokan,” terangnya.
“Begini mas. Mana ada orang tidak kenal datang berboncengan dan yang dibonceng tiba – tiba melakukan pembacokan tanpa sebab musababnya,” lanjutnya.
“Kan yang bacok itu jelas diajak oleh orang mabok itu, karena sebelumnya ada permasalahan. Orang gila mana yang tiba – tiba membacok orang tanpa alasan yang jelas. Apa yang melakukan pembacokan itu orang gila. Kalau orang gila kenapa orang mabok itu memboncengnya,” kesal Mulyadi.( Red )