Liputan Cyber || Surabaya
Tidak adanya kejelasan kelanjutan informasi pasca Aliansi Madura Indonesia (AMI) mengantarkan petugas BPOM Surabaya yang berdalih ingin mengetahui titik koordinat tempat penimbunan kosmetik LC Beauty di Lamongan beberapa minggu lalu, membuat punggawa AMI geram.
Hal tersebut berdasarkan pernyataan Kaconk Freddy, usai mengantarkan surat pemberitahuan aksi demonstrasi yang ditujukan kepada Satintelkam Polrestabes Surabaya.
“Kedatangan punggawa AMI adalah yang mana pihak BPOM setelah mengetahui titik koordinat tempat penimbunan kosmetik, malah sulit dihubungi bahkan terkesan tidak mau membalas maupun telepon dari kami, wajar donk kami bertanya, kenapa tidak mau menerima pesan kami, ” urai Kaconk Freddy pasca mengantar surat pemberitahuan (3/12).
Perlu diketahui, Aliansi Madura Indonesia tidak serta merta selalu menggelar aksi, namun hal ini adalah sebagai bentuk kekecewaan luar biasa, yang mana setelah dikasih tempat penimbunan kosmetik yang tidak memiliki izin edar dari BPOM itu terkesan dibiarkan beredar luas.
“Berarti ini merupakan citra buruk dari kepala BPOM yang membiarkan kosmetik tanpa izin edar, jika seperti ini secara tidak langsung juga merugikan pajak negara, untuk itu kita akan hadir agar segera merubah sistem yang bobrok ini,” tandas juru bicara AMI Kaconk Freddy.
Seperti yang diketahui, Aliansi Madura Indonesia akan menggelar aksi besar-besaran yang akan digelar di BPOM kota Surabaya pada hari Rabu tanggal 07 Desember 2022. (Rohim)