Liputan Cyber || Jatim
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surabaya, telah memperkuat beberapa program pengendalian inflasi selama dua tahun terakhir. Langkah strategis ini dilakukan sebagai upaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti menyampaikan sejumlah langkah strategis yang telah diterapkan selama dua tahun terakhir. Termasuk gerakan tanam serentak dan program perluasan areal tanam.
“Dua tahun ini kami sudah melakukan pengendalian inflasi. Dari sisi produksi, kami menggerakkan tanam cepat panen untuk komoditas yang mempengaruhi inflasi, seperti cabai, tomat, dan bawang merah,” ujar Antiek saat dihubungi, Selasa (24/12/2024).
Antiek menuturkan bahwa gerakan tanam serentak melibatkan kelompok tani (Poktan) konvensional, urban farming, serta masyarakat di tingkat RT/RW. Selain itu, pihaknya juga membagikan bibit tanaman untuk mendorong warga menanam di pekarangan rumah.
“Jika kalau setiap rumah tangga menanam dua pohon (cabai) saja, hasil panennya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Ini akan mengurangi ketergantungan terhadap pasokan dari luar Surabaya,” jelas Antiek.
Di samping itu, Antiek menerangkan bahwa hasil produksi dari petani urban farming dan konvensional, juga diharapkan dapat meningkatkan pasokan bahan pokok secara lokal. “Dengan langkah ini, ketersediaan bahan pokok di Kota Surabaya Insyaallah aman,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Antiek membeberkan bahwa upaya lain yang dijalankan TPID Surabaya dalam menjaga ketersediaan bahan pangan adalah melalui program perluasan areal tanam di Kelurahan Jeruk, Kecamatan Lakarsantri. Program ini didukung oleh pemerintah pusat melalui bantuan irigasi pompa.
“Perluasan areal tanam dalam arti yang dulu hanya bisa tanam satu kali setahun, itu dengan irigasi pompa, bisa dua kali tanam. Jadi perluasan areal tanam bukan semata-mata memperluas lahan, tetapi memperpanjang masa tanam,” terang Antiek.
Pada sisi lain, Antiek juga mengimbau masyarakat Surabaya untuk bijak dalam berbelanja kebutuhan pokok. Ia memastikan bahwa stok bahan pangan di Surabaya mencukupi untuk kebutuhan lebih dari tiga bulan ke depan. “Masyarakat tidak perlu panik. Belanjalah sesuai dengan kebutuhan,” pesan dia.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk mendukung program ketahanan pangan. Salah satunya dengan menanam sendiri komoditas bahan pangan seperti cabai, tomat, atau sayuran di pekarangan rumah. “Kalau tidak punya lahan, bisa menggunakan pot atau polybag. Ini tidak hanya mencukupi kebutuhan rumah tangga, tetapi juga menghijaukan lingkungan,” katanya.
Menurut Antiek, gerakan menanam di pekarangan rumah dapat membantu stabilisasi inflasi di Surabaya. Lebih dari itu, gerakan ini sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih asri dan sehat. “Kalau hasil panennya melimpah, juga bisa dibagikan kepada tetangga, sehingga manfaatnya lebih luas,” pungkasnya. (Red)