Liputan Cyber || Surabaya
Sebagai organisasi yang selama ini berupaya membela masyarakat kecil yang mengalami masalah, Aliansi Madura Indonesia (AMI) selalu menjadi garda terdepan untuk melakukan upaya memberikan bantuan. Seperti yang terjadi pada hari Jum’at (18/11/2022).
Nama Aliansi Madura Indonesia kembali berkiprah setelah membantu masyarakat yang ijazah anaknya ditahan oleh pihak sekolah lantaran menunggak kewajiban membayar SPP. Seperti yang dialami wali murid bernama Kusno warga Dukuh Bulak Banteng Surabaya.
Koeswanto merupakan warga masyarakat kota surabaya yang mempunyai penghasilan rendah. Gaji setiap berkrjanya hanya cukup untuk dibuat makan sehari-hari. Sehingga selama pendidikan anaknya di Sekolah SD Al Ikhsan menunggak uang SPP hingga tidak bisa mengambil ijazah sebelum lunas.
Koeswanto yang beberapa bulan ini sudah merasa kebingungan mencari cara berusaha supaya bisa mengambil ijazah supaya anaknya bisa meneruskan sekolah ke tingkat SMP, mendapat kabar adanya organisasi yang selama ini membantu masyarakat kecil langsung mendatangi kantor Aliansi Madura Indonesia dan memintak bantuan.
Saat itu, ketua AMI Baihaki Akbar yang terenyuh mendapat cerita dari Koeswanto, menerjunkan anggotanya bernama Hadi Ali serta Yusni Salam untuk membantunya. Dan alhamdulilah perjuangan tersebut menuai hasil, sehingga ijazah anak dari Koeswanto bisa di ambil.
Baihaki Akbar saat di konfirmasi mengenai bantuan tersebut mengucapkan syukur alhamdulilla kepada Allah SWT.
“Setelah anggota kami melakukan pendekatan secara persuasif mulai dari Pemerintah, Dinas Pendidikan hingga sekolah SD Al Ikhsan, alhamdulilah ijaza anak Bapak Koeswanto dapat diambil dan sudah diserahkan,” ucap Baihaki Akbar kepada media ini.
Baihaki Akbar juga bangga dan berterimakasih kepada anggotanya yang telah berhasil menjalankan tugasnya untuk membantu Bapak Koeswanto dan berhasil.
“Saya pribadi selaku pimpinan AMI sangat berterimakasih dan mengapresiasi kepada Hadi Ali serta Yusni Salam yang telah berhasil mengambil ijazah yang sudah ditahan karena adanya tunggakan tersebut,” katanya.
Baihaki Akbar juga mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak pemerintah khususnya Dinas Pendidikan dan SD Al Ikhsan yang telah membantu memperlancar anggotanya dalam membantu mengurus ijaza anak Bapak Koeswanto.
“Tidak lupa saya juga berterimakasih kepada Pemerintah, Dinas Pendidikan dan pihak sekolah khususnya Kepala Sekolah Nur Fadilah yang bisa memberikan solusi. Sehingga anggota kami bisa dengan mudah membantu Bapak Koeswanto untuk mengambil ijaza dengan secara prosedur,” ungkapnya
Di-lain tempat, Koeswanto yang sudah mendapat bantuan dari anggota Aliansi Madura Indonesia (AMI) dan ijazah anaknya sudah diterima, mengucapkan banyak terimakasih.
“Terimakasih kepada organisasi AMI yang telah membantu kami selaku masyarakat kurang mampu ini. Sehingga ijazah anak saya yang sempat tertahan akibat tidak bisa membayar uang SPP, kami bangga dengan adanya organisasi Aliansi Madura Indonesia di Kota Surabaya ini,” terang Koeswanto.
Secara terpisah, Kepala Sekolah SD Al Ikhsan Nur Fadilah mengucapkan banyak terima kasih kepada AMI yang telah di bantu menyelesaikan persoalan ijasah yang tertinggal di sekolahnya.
“Terimakasih telah membantu kami mencari solusi perkara penahanan ijaza yang selama ini terjadi akibat menunggak uang SPP,” terang Nur Fadilah kepada wartawan.
Jujur saja, lanjut Nur Fadilah, kami dari sekolah Swasta mendapatkan sirkulasi keuangan agar bisa melanjutkan proses belajar mengajar anak-anak didik kami di SD Al Ikhsan ini.
Sambung Nur Fadilah, kami hanya berharap kepada pihak Dinas Pendidikan supaya lebih di prioritaskan terhadap ijazah anak-anak didik yang ada di Kota Surabaya, mengingat pemerintah juga sudah menyiapkan anggaran untuk penebusan ijazah yang ditahan akibat nunggak membayar SPP.
“Jadi, kami berharap permasalahan penunggakan ijazah di sekolah-sekolah dapat di pantau terus. Sehingga para orang tua wali murid tidak kebingungan dan pihak sekolah khususnya Swasta mendapat sirkulasi dana untuk kelanjutan pendidikan untuk siswa lainnya,” harapnya. (Rohim)