Liputan Cyber || Surabaya
Puluhan warga rusun nawa di Kota Surabaya berdiri di depan Kantor Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Surabaya, Selasa (14/11/2023) siang.
Kedatangan puluhan warga perwakilan tersebut mendatangi kantor Komisi C DPRD Kota Surabaya lantaran adanya undangan terkait keluhan terhadap pemerintah Kota Surabaya yang dinilai sudah tidak perduli terhadap rakyat kecil yang saat ini menghuni rusun nawa. Seperti yang diungkapkan salah satu pri yang akrab disapa Dol kepada wartawan.
Pria penghuni rusun nawa di tanah merah tersebut menghadiri hearing yang sudah diagendakan oleh Komisi C DPRD Kota Surabaya lantaran kekecewaan terhadap pemerintah Kota Surabaya yang selama ini tidak perduli terhadap kesejah teraan warga rusun nawa.
“Kekecewaan kami sebagai warga masyarakat Kota Surabaya yang tinggal di rusun nawa terhadap kebujakan pemerintah terhadap rakyat kecil seperti kami,” kata Dol kepada wartawan Liputan Cyber.
Masih lanjut Dol, semenjak Walikota Surabaya dipimpin oleh Eri Cahyadi, pemerintah sudah tidak memperdulikan kebijakan terhadap rakyat kecil.
“Banyak warga rusun nawa yang mengeluh terhadap kebijakan pemerintah saat ini. Banyak rumah rusun nawa yang masih ditempati dilakukan penyegelan secara paksa dan juga pembayaran listrik yang dahulu bersubsidi, semenjak menggunakan token tidak bersubsidi lagi,” teranya.
Masih lanjut Dol, dulu kami mendapat subsidi listrik hanya membayar 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) per-bulan, sekarang semenjak menggunakan token 1 bulan bisa habis sebesar Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah).
“Bengkaknya pembiayaan pembelian listrik token non subsidi itu, kami warga rusun tidak bisa membaya sewa, ” apakah ini kebijakan pemerintah kota” dan jika tidak membayar sewa, rumah pasti di segel secara paksa,” ungkapnya. (Redaksi)